Deliberate Practice: Pengertian & Cara Penerapannya

Ingin menjadi yang terbaik dalam bidang-bidang super kompetitif? Terapkan Deliberate Practice!

Share: 

Daftar Isi

Dari musik, karate, olah raga, matematika, bahasa inggris, hingga kemampuan menjawab soal ujian masuk perguruan tinggi. Kita mengenal bidang-bidang tersebut sebagai bidang kompetitif yang telah dikuasai oleh banyak orang. Untuk bisa sukses di bidang tersebut tentunya kita memerlukan cara latihan paling efektif dan efisien dari sekedar mengulang latihan yang sama.

Bagi kamu yang saat ini akan atau sedang memasuki bidang yang sudah mapan dan kompetitif, kamu perlu menerapkan strategi belajar yang tepat. Banyak siswa yang telah berlatih lama, tapi tetap berada pada level pemula. Salah satu penyebab utamanya adalah menerapkan cara latihan yang tidak tepat.

Pada artikel kali ini, kita akan membahas suatu metode latihan yang paling cepat dan efektif, yaitu deliberate practice. Jadi apa yang dimaksud deliberate practice? Apa bedanya dengan purposeful practice? Dan bagaimana cara menerapkan deliberate practice? Yuk simak pembahasannya.

Pengertian Deliberate Practice

Pada artikel sebelumnya kita membahas tentang purposeful practice. Bagi kamu yang belum membaca tentang purposeful practice, bisa mempelajari artikelnya di sini.

Deliberate practice, dalam beberapa aspek sama dengan purposeful practice. Tetapi memiliki dua perbedaan utama.

Pertama, deliberate practice hanya bisa diimplementasikan pada suatu bidang yang sudah dikembangkan dengan baik, bukan bidang-bidang baru yang masih jarang diketahui oleh masyarakat. Dalam bidang tersebut harus ada kejelasan antara pemula dan ahli. Selain itu, harus ada learning path (arah belajar) yang jelas yang bisa dijalankan oleh siswa.

Contoh bidang yang memungkinkan untuk menerapkan metode deliberate practice adalah musik, balet, catur, matematika, dan olah raga. Bidang tersebut adalah bidang-bidang kompetitif dan sudah ada sejak lama. Adapun beberapa bidang yang tidak memenuhi syarat untuk melakukan deliberate practice adalah bidang-bidang yang sulit untuk diukur dan tidak kompetitif, sehingga sangat sulit menentukan level pemula dan ahli. Bidang tersebut misalnya berkebun, aneka hobi, dan mengajar. Untuk bidang yang sulit diukur, kamu bisa menerapkan purposeful practice.

Perbedaan kedua, deliberate practice membutuhkan tutor atau pelatih yang dapat menyesuaikan kegiatan latihan. Siswa memerlukan tutor yang handal, yang mampu menyusun strategi latihan, mendampingi proses, dan memberikan feedback secara langsung. Peran tutor dalam deliberate practice sangat penting, karena untuk bidang-bidang yang sudah dikuasai oleh banyak orang, cara paling efektif adalah dengan memiliki mentor yang mengantarkan kita dari level beginner ke level ahli dengan efektif dan efisien, sehingga kita bisa keluar dari tingkat keahlian yang dikuasai oleh banyak orang pada umumnya.

Ericson Anders, penulis buku Peak, menjelaskan bahwa deliberate practice adalah latihan yang dipandu oleh para performer terbaik dan dengan pengetahuan bagaimana para performer terbaik itu berlatih hingga menjadi ahli. Deliberate practice adalah purposeful practice dengan pengetahuan tentang kemana arahnya dan bagaimana cara mencapainya.

Cara Menerapkan Deliberate Practice

Kita telah membahas perbedaan purposeful practice dan deliberate practice. Maka sekarang saatnya menyatukan komponen-komponen tersebut dan menjadikannya roadmap untuk menerapkannya dalam keterampilan apapun.

Deliberate Practice Roadmap

Sebelum Memulai: Temukan tutor atau pelatih

Untuk benar-benar bisa melakukan deliberate practice, kamu memerlukan tutor, guru, atau pelatih yang dapat membantu proses pembelajaranmu. Tutor tersebut harus memberikan kamu tujuan kecil dan spesifik untuk meningkatkan bagian keahlian kamu dan menunjukkan kelemahan kamu.

Menemukan tutor adalah menemukan seorang ahli yang bisa kamu tiru dan belajar darinya. Tutor tersebut yang akan mengantarkan kamu untuk menaiki tangga pemula hingga sampai tingkatan ahli. Ketika kamu sampai di tingkatan ahli, kamu berada pada level intuitif, sehingga bisa merubah deliberate practice menjadi purposeful practice.

Setelah menemukan tutor atau pelatih yang tepat, kamu bisa memulai deliberate practice.

Deliberate Practice Loop

Deliberate loop adalah empat langkah yang perlu kamu lakukan berulang selama proses latihan. Dalam menjalani tahapan ini, kamu akan dipandu oleh tutor. Langkah-langkah ini akan mengantarkanmu naik secara bertahap, dari level pemula hingga menjadi ahli.

Langkah 1: Analisis Batasan, Kelemahan, dan Kemampuan saat ini

Cari tahu di mana kelemahan atau tingkatan keahlian kamu saat ini. Apa bagian terlemah dari cara belajarmu? Seberapa cepat kamu bisa berlari? Seberapa berat beban yang bisa kamu angkat? Rumus matematika apa yang sudah kamu kuasai? Mengenali batasan, kelemahan dan kemampuan saat ini adalah fondasi untuk menetapkan langkah selanjutnya.

Langkah 2: Tetapkan Tujuan yang Jelas

Pilih aspek keahlian yang menurut kamu perlu ditingkatkan, dan tetapkan tujuan untuk meningkatkan aspek tersebut. Buat sasaran yang di atas kemampuanmu saat ini, tapi jangan terlalu tinggi, karena bisa kewalahan.

Contohnya, jika sebelumnya kamu mampu menulis artikel 1000 kata dalam 1 jam, maka tingkatkan target menjadi 1200 kata dalam 1 jam. Jika biasa berlari 200 meter, tambah menjadi 230 meter.

Tentukan juga cara dan jadwal berlatihnya. Tujuan yang jelas dan spesifik akan memudahkanmu untuk melakukan langkah selanjutnya.

Langkah 3: Latihan dengan Fokus

Mulailah berlatih dengan tujuan dalam pikiran, dan curahkan perhatian kamu sepenuhnya dalam proses tersebut. Dalam hal ini, tutor bisa membantumu untuk fokus dengan menghindarkanmu dari distraksi atau gangguan. Berlatih dengan fokus sangat penting, karena tanpa adanya fokus, deliberate practice akan sia-sia.

Langkah 4: Dapatkan Feedback

Selama berlatih secara fokus, Anda memerlukan feedback secara langsung. Seorang tutor atau pelatih yang terampil akan memberimu feedback tentang bagian-bagian yang perlu ditingkatkan, juga hal-hal yang mungkin salah dalam melakukannya. Sistem feedback diperlukan untuk mengetahui di mana kamu perlu meningkatkan kapasitas dirimu sehingga bisa naik ke level selanjutnya.

Ketika sudah terasa Mudah, Tambah Tingkat Kesulitannya

Saat kamu terus bergerak melalui deliberate practice loop, kamu akan terjebak pada kondisi yang disebut Skill Level Plateau, atau dataran tinggi keterampilan. Tanda bahwa kamu berada pada posisi ini adalah ketika suatu hal yang dulu terasa sulit, setelah berlatih beberapa lama, semuanya mulai terasa mudah.

Ketika kamu menemukan hal ini, kamu perlu secara kreatif bermanuver agar tidak terjebak dalam zona nyaman. Jadi kamu perlu memberi tambahan tekanan pada tubuh dan otak kamu dengan cara yang baru dan berbeda dibandingkan dengan cara sebelumnya, sehingga kamu tetap bergerak naik ke level selanjutnya.

Jaga Komitmen, Konsistensi, dan Persistensi

Banyak orang yang gagal dalam belajar dan berlatih karena asumsi bahwa belajar dan berlatih harus selalu menyenangkan. Faktanya tidak. Sebagian dari proses tersebut bisa jadi menyenangkan, bisa jadi penuh frustasi dan kegagalan yang berulang.

Orang berhenti berkembang karena mereka berhenti mengambil jalan yang sulit. Deliberate practice adalah jalan sulit tersebut. Mengingat deliberate practice membutuhkan komitmen diri untuk siap ditempa, mencari kekurangan diri, dan memperbaikinya lagi, sehingga benar-benar membutuhkan mental yang kuat.

Siswa perlu mempertahankan komitmen dan konsistensi dalam berlatih. Membangun komitmen dan konsistensi bisa dengan menjadikan kegiatan latihan sebagai habit, juga bisa dengan terus meningkatkan semangat diri.

Peran tutor atau pelatih juga sangat penting untuk mempertahankan komitmen dan konsistensi. Pelatih akan menjadi pendorong siswa sekaligus motivator siswa untuk berada tetap pada track yang telah ditentukan.

Referensi

    1. Ericsson, K. A., Krampe, R. T., & Tesch-Römer, C. (1993). The role of deliberate practice in the acquisition of expert performance. Psychological Review, 100(3).
    2. Macnamara, B. N., Hambrick, D. Z., & Oswald, F. L. (2014). Deliberate practice and performance in music, games, sports, education, and professions: A meta-analysis. Psychological Science, 25(8)
    3. Ericsson, K. A., & Pool, R. (2016). Peak: Secrets from the New Science of Expertise. Houghton Mifflin Harcourt.
    4. Kaufman, S. B. (2017). The complexity of greatness: Beyond talent or practice. In S. B. Kaufman & R. J. Sternberg (Eds.), The Cambridge handbook of creativity and personality research. Cambridge, UK: Cambridge University Press.